Minggu, 11 Oktober 2009

Jalan Menuju Syurga

عَنْ أَبِى عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اْلأَنِصَارِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ , وَصُمْتُ رَمَضَانَ , وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ , وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ , وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَالِكَ شَيْئًا , أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ (رواه مسلم) مَعْنَى حَرَّمْتُ الْحَرَامَ : اِجْتَنَبْتُهُ , وَمَعْنَى أَحْلَلْتُ الْحَلَالَ : فَعَلْتُهُ مُعْتَقِدًا حِلَّهُ



Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al Anshari ra. Menjelaskan bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw., ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika saya telah melakukan shalat lima waktu, berpuasa Ramdhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, dan saya telah menambah amalan selain itu, apakah saya akan masuk syurga?” Nabi menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)

Imam Nawawi berkata, makna ”mengharamkan yang haram” adalah menjauhinya. Sedangkan “menghalalkan yang halal” adalah melaksanakannya dengan penuh keyakinan akan kehalalannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar