Selasa, 06 Oktober 2009

Madrosatul Qur'an

PETUNJUK PRAKTIS
MENGELOLA MADROSATUL QUR’AN (MdQ)

Pendahuluan

Kebutuhan akan Lembaga Pendidikan Al Qur’an di luar sekolah ternyata begitu sangat dirasakan oleh masyarakat muslim Indonesia. Ini terbukti dengan begitu banyaknya TKA dan TPA dalam sepuluh tahun terakhir. Yayasan MantiQu Al Karim yang sejak berdirinya intensif dalam memasyarakatkan terjemah plus pemahaman Al Qur’an, membuat sistem dan metode untuk segala katagori usia dari usia balita sampai usia manula. Sistem dan Metode yang dikembangkan menggunakan Metode KB3Q (Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur'an), TAQWA (Tarjamatul Qur’an lil Walad) dan Metode TAFAQUH (Taklimu Fahmil Qur’an bi Maudhu’ihi) yang disusun oleh KH. ARIF HIDAYAT. Dalam perkembangan selanjutnya, system dan metode itu terus dikembangkan dan pada akhirnya menjadi kurikulum dalam Lembaga Pendidikan Al Qur’an di luar sekolah yang diberi nama Madrosatul Qur’an (MdQ). Mudah-mudahan MdQ ini menjadi sebuah momentum awal kegairahan umat Islam dalam mempelajari Al Qur’an bukan hanya membaca tapi sejak dini anak-anak sudah diajarkan menterjemahkan Al Qur’an dan memahaminya dengan cara yang sangat sederhana dan praktis.

MANAJEMEN PENGELOLAAN MADROSATUL QUR’AN (MdQ)

1. Pengertian

Pengertian Madrosah pada Madrosatul Qur’an (MdQ) adalah sebuah tempat yang kondusif untuk proses belajar-mengajar Al Qur’an dan sesuai dengan dunia anak-anak.

2. Tujuan MdQ

Pendirian Lembaga Pendidikan di Luar Sekolah yang berupa Madrosatul Qur’an (MdQ) bertujuan untuk melanjutkan kurikulum pasca TKA dan TPA (dengan metode IQRA) yang penekanannya pada kemampuan menterjemahkan dan memahami Al Qur’an dengan baik dan benar (dengan metode TAQWA).

3. Bentuk dan Pengelompokan Belajar

Madrosatul Qur’an adalah salah satu bentuk pendidikan lanjutan di luar sekolah untuk anak usia 9 tahun – usia SLTA

4. Penggolongan dan Pengelompokan Belajar

Penggolongan dan Pengelompokkan belajar MdQ adalah:
  • MdQ A: untuk usia SD ( usia antara 9 tahun – 12 tahun)
  • MdQ B: untuk usia SLTP (usia antara 12 tahun – 15 tahun)
  • MdQ C: untuk usia SLTA (usia antara 15 tahun – 19 tahun)
  • Kursus: adalah paket belajar yang tidak termasuk dalam katagori MdQ Paket.

5. Lama Belajar Madrosatul Qur’an (MdQ)

Berdasarkan pengalaman dibuatlah masa belajar di MdQ selama tiga tahun (enam semester) sampai anak mempunyai kemampuan menterjemahkan Al Qur’an dan memahaminya. Untuk kesuksesan dalam pengajaran kami telah menyiapkan Program Kerja Mengajar MdQ selama tiga tahun, yang kemudian dijabarkan dengan:
  • Rencana Kerja Mengajar (RKM) bulanan
  • Rencana Kerja Mengajar (RKM) mingguan
  • Rencana Kerja Mengajar (RKM) harian

6. Materi Pelajaran Madrosatul Qur’an (MdQ)

Sesuai tujuan MdQ, maka materi pokok pelajaran pada MdQ adalah:
  • menterjemahkan Al Qur’an dengan metode TAQWA
  • memahami Al Qur’an dengan metode TAFAQUH.
Selain itu terdapat materi pelajaran penunjang antara lain:
  • Tahfidz surat-surat juz amma
  • Tahfidz surat Al Baqoroh
  • Hadist Arba’in buah karya Al Imam Nawawi
  • Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur'an (KB3Q)

7. Buku Pegangan

Buku pegangan wajib, yang harus dimiliki oleh para santri MdQ adalah:
8. Metode Belajar

Metode belajar dan mengajar di lingkungan MdQ dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Bila jumlah santri cukup banyak – sehingga membutuhkan ruang belajar lebih dari satu lokal kelas - maka pengelompokan dapat dilakukan sebagai berikut:

Pada awalnya pengelompokan dapat dilakukan berdasarkan persamaan usia:

Misalnya:
  • 9 – 10 tahun MdQ A
  • 12 – 13 tahun MdQ B
  • 15 – 16 tahun MdQ C

Setelah MdQ berjalan beberapa bulan, dan setiap santri telah memperlihatkan prestasi –khususnya dalam kepandaian menghafal kosa kata dan kaidah- maka pengelompokan belajar yang sudah berjalan ditinjau ulang kemudian disusun kembali sesuai dengan prestasi santri yang bersangkutan. Sehingga pengelompokan belajar yang baru didasarkan atas prestasi / jilid TAQWA .
Misalnya:
  • Buku TAQWA jilid 1 & 2 : kelompok 1
  • Buku TAQWA jilid 3 & 4 : kelompok 2
  • Buku TAQWA jilid 5 & 6 : kelompok 3

Untuk mengatasi kesulitan ruangan kelas belajar –karena misal terbatasnya ruang kelas yang tersedia – maka pembagian kelas belajar dapat dilakukan berdasarkan waktu masuk (periode).
Misal:

MdQ Pagi : Pukul 08.00 – 09.30

Pukul 09.30 – 11.00

MdQ Sore: Pukul 14.00 – 15.30

Pukul 15.30 – 17.00


9. Jumlah Santri dalam setiap Kelas

Jumlah santri dalam kelompok belajar setiap kelas, berkisar antara 25-30 orang santri. Jumlah ini disesuaikan dengan kemampuan pengawasan –span of control- guru (ustadz). Maka setiap kelas akan dipimpin oleh seorang wali kelas, yang bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar-mengajar di kelas.


10. Jadwal Pelajaran


Pada garis besarnya, pelajaran pada Madrosatul Qur’an (MdQ) di bagi dalam dua tahap:

  1. klasikal
  2. privat.

klasikal: kelas dipimpin oleh seorang wali kelas, namun pada saat pelajaran privat, siswa dibina oleh guru / ustadz privat, dengan tetap dibawah pengawasan wali kelas yang bersangkutan.

Adapun alokasi waktu belajar yang 90 menit itu dibagi:

  • 5 menit: do’a pembukaan
  • 10 menit : klasikal I
  • 60 menit : privat 10 menit:
  • Klasikal II
  • 5 menit: do’a penutup


Do’a pembukaan: do’a pembukaan yang terdapat di dalam setiap buku TAQWA

Klasikal: Materi pelajaran yang diberikan pada klasikal I dan klasikal II sebagai berikut:

  • Ayat-ayat Tafaquh
  • Hadist Arbain
  • Kosa-kosa kata yang telah terlewat dalam surat dengan cara di acak
  • Penerapan kaidah-kaidah yang telah terlewat dalam sebuah surat
  • Tahfid surat-surat juz amma


Privat: Pada saat privat, setiap kelas dibina oleh beberapa orang guru ustadz, dengan rasio perbandingan antara ustadz : santri = 1 : 6-10.


Materi Pelajaran yang diberikan:

  • Belajar menterjemahkan sebuah surat kata per kata dengan buku TAQWA.
  • Menerapkan kaidah materi pada surat materi

11. Cara dan Teknis

a. Berhadapan langsung (satu santri, satu ustadz)

b. Teknis mengajar terjemah:

  • Listening skill
  • Oral drill
  • Reading drill

c. Ustadz cukup memberi terjemah kata per kata hingga satu ayat, selanjutnya ustadz menterjemahkan ayat-ayat itu hingga selesai materi pelajaran.

d. Jangan sekali-sekali terlalu banyak penjelasan, sehingga santri hilang konsentrasinya pada penterjemahan.

e. Sesering mungkin ustadz mengacak-acak kosa kata yang telah dipelajari tanpa berurutan dalam satu surat.Terangkan aplikasi kaidah-kaidah yang telah dipelajari dalam satu surat

f. Ustadz selalu mempelajari dengan seksama Kunci Sukses Mengajar Taqwa

g. Ustadz mempelajari dengan teliti Garis-Garis Besar Pedoman Pengajaran (GBPP) Taqwa

g. Gunakan kartu prestasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar