Senin, 19 Oktober 2009

Rukun Nikah

Rukun Nikah

 

حَدَّثَنَا جَمِيلُ بْنُ الْحَسَنِ الْعَتَكِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَرْوَانَ الْعُقَيْلِيُّ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُزَوِّجُ الْمَرْأَةُ الْمَرْأَةَ وَلَا تُزَوِّجُ الْمَرْأَةُ نَفْسَهَا فَإِنَّ الزَّانِيَةَ هِيَ الَّتِي تُزَوِّجُ نَفْسَهَا (ابن ماجة)

 

Telah menceritakan kepada kami (1) Jamil bin Al Hasan Al Atakiy telah menceritakan kepada kami (2) Muhammad bin Marwan Al Uqoiliy telah menceritakan kepada kami (3) Hisyam bin Hassan dari (4) Muhammad bin Sirin dari (5) Abi Hurairoh, katanya: Rasulullah SAW bersabda: “ Tidak boleh wanita menikah dengan wali wanita, tidak boleh wanita menikahi dirinya sendiri maka wanita yang berzinah adalah wanita yang menikahi dirinya sendiri” (HR. Ibn Majah: 1872)

 

حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْهَيْثَمِ الْبَزَّارُ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْمَطِيرِىُّ قَالاَ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ أَبِى حَرْبٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِى بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا عَدِىُّ بْنُ الْفَضْلِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ نِكَاحَ إِلاَّ بِوَلِىٍّ وَشَاهِدَىْ عَدْلٍ وَأَيُّمَا امْرَأَةٍ أَنْكَحَهَا وَلِىٌّ مَسْخُوطٌ عَلَيْهِ فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ » (الدارقطنى)

Telah menceritakan kepada kami (1) Aliy bin Ahmad bin Al Haytsam Al Bazariy dan Muhammad bin Ja’far Al Mathiriy katanya telah menceritakan kepada kami (2) Isya bin Abi Harb telah menceritakan kepada kami (3) Yahya bin Abi Bukair telah menceritakan kepada kami (4) Adiy bin Al Fadl dari (5) Abdillah bin Utsman bin Khusyaim dari (6) Said bin Zubair dari (7) Abi Hurairoh katanya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada nikah kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil maka wanita mana saja yang dinikahi dengan wali yang tidak sah maka pernikahannya batal” (HR. Ad Daruqutni -3567)

 

 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي الْعَجْفَاءِ السُّلَمِيِّ قَالَ خَطَبَنَا عُمَرُ رَحِمَهُ اللَّهُ فَقَالَ أَلَا لَا تُغَالُوا بِصُدُقِ النِّسَاءِ فَإِنَّهَا لَوْ كَانَتْ مَكْرُمَةً فِي الدُّنْيَا أَوْ تَقْوَى عِنْدَ اللَّهِ لَكَانَ أَوْلَاكُمْ بِهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَصْدَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ امْرَأَةً مِنْ نِسَائِهِ وَلَا أُصْدِقَتْ امْرَأَةٌ مِنْ بَنَاتِهِ أَكْثَرَ مِنْ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أُوقِيَّةً (أبو داود)

 

Telah menceritakan kepada kami (1) Muhammad bin Ubaid telah menceritakan kepada kami (2) Hammad bin Zaid dari (3) Ayub dari (4) Muhammad dari (5) Abi Al Ajfa’ As Sulamiy katanya Umar bin Khatab berkhutbah: “Ingatlah ! Janganlah kalian berlebih-lebihan di dalam mas kawin karena itu tidak menunjukan kemulian seseorang di dunia atau ketakwaan seseorang di sisi Allah. Nabi SAW tidak memberikan mahar lebih dari 12 Uqiyyah begiu juga mahar untuk puteri-puterinya” (HR. Abu Daud -1801)

 

1896 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَشْعَثُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ عَقِيلِ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّهُ تَزَوَّجَ امْرَأَةً مِنْ بَنِي جُشَمَ فَقَالُوا بِالرَّفَاءِ وَالْبَنِينَ فَقَالَ لَا تَقُولُوا هَكَذَا وَلَكِنْ قُولُوا كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِمْ (النسائى)

 

Telah menceritakan kepada kami (1) Muhammad bin Basyaar telah menceritakan kepada kami (2) Muhammad bin Abdillah telah menceritakan kepada kami (3) Asy’ats dari (4) Al Hasan dari (5) Aqil bin Abi Thalib bahwasanya menikahi seorang wanita dari Bani Jusyaim maka mereka berkata: Mudah-mudahn banyak rizki dan banyak anak ! maka dia berkata jangan mengucapkan demikian tapi ucapkanlah sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan “ Ya Allah berilah keberkahan untuk mereka dan atas mereka” (HR. An Nasa'I -1896-) 

 

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَفَّأَ الْإِنْسَانَ إِذَا تَزَوَّجَ قَالَ بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ (أبو داود)

 

Telah menceritakan kepada kami (1) Qutaibah bin Said telah menceritakan kepada kami (2) Abdul Aziz (Ibn Muhammad) dari (3)Suhail dari (4) Bapaknya dari (5) Abi Hurairoh sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda jika dalam pernikahan: “ Mudah-mudahan Allah memberkahimu dan keberkahan atasmu dan mudah-mudahan Allah mengumpulkanmu dalam kebaikan” (HR. Abu Daud -1819)

 

 

حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ يَقُولُ حِينَ يَأْتِي أَهْلَهُ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ثُمَّ قُدِّرَ بَيْنَهُمَا فِي ذَلِكَ أَوْ قُضِيَ وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا (البخارى)

Telah menceritakan kepada kami (1) Sa’ad bin Hafash, telah menceritakan kepada kami (2) Syaiban dari (3) Mansyuur dari (4) Salim bin Abi Al Ja’d dari (5) Kuraib dari (6) Ibn Abbas; katanya, Rasulullah saw. bersabda “Ingatlah jika salah seorang diantara kalian berdo’a ketika mendatangi keluarganya “dengan nama Allah, Ya Allah . . . Jauhilah Syaithan dariku dan Jauhilah Syaithan dari sesuatu (anak) yang Engkau rizkikan pada kami” kemudian jika ditaqdirkan dan ditentukan menjadi anak maka Syaithan tidak akan memberikan kemudaratan padanya”.(HR. Al Bukhari -4767-)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar