Kamis, 08 Oktober 2009

Nabi Isa as, Nabi Yahya dan Nabi Zakaria

Al Qur’an menceritakan sebuah keluarga yang selalu dalam bimbingan Allah SWT. Dimulai dari Isteri Imran yang bernazar jika terlahir dari rahimnya seorang putera akan dihambakan di Baitul Maqdis. Dan ternyata yang terlahir anak wanita (Maryam), maka dia antarkan kepada Nabi Zakari untuk dididik berkhidmat. Dan pada akhirnya anak shalehah tersebutnya hamil tanpa ada yang menyentuhnya, dan melahirkan seorang Nabi yaitu Isa as. “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga `Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Ingatlah), ketika isteri `Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Ali Imran: 33)".

2. Kisah Al Masih putera Maryam

Dengan kuasa Allah SWT terlahirlah anak manusia yang terpilih Isa as dari rahim yang mulia (Maryam). Sebuah ujian yang sangat berat bagi Maryam hamil tanpa ada laki-laki yang menyentuhnya. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih `Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh." . Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia (Ali Imran: 45).

3. Pengangkatan Yahya sebagai Nabi dan sifat-sifat keutamaannya

Nabi yang masih dari keluarga Imran adalah nabi Yahya as “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali (Maryam: 12).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar