Kamis, 08 Oktober 2009

Akhlak yang baik


Al Qur’an memberi bimbingan bagi seorang muslim bagaimana dia melakukan kebaktian yang sempurna. “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Al Baqarah: 117)”.

Menjaga persatuan merupakan tujuan dakwah Islam. Pada saat sekarang masalah inilah yang menjadi problem besar umat Islam. Kesulitan mempersatukan seluruh kekuatan yang dimiliki umat Islam mengalami berbagai macam kendala. Islam menghormati pendapat pribadi dan golongan, tetapi pendapat pribadi dan golongan itu harus tunduk kepada pendapat Allah SWT dan Al Qur’an. Allah harus menjadi tujuan akhir seorang muslim dalam segala hal, jangan sampai pendapat pribadi dan golongan menyebabkan sesama muslim menjadi terjadi hubungan yang kurang harmonis. “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (An Nisa’: 59)”.

Muslim yang baik senantiasa harus melakukan kebaikan yang bersifat vertikal (Allah) maupun yang bersifat horisontal (antar manusia). Muslim paripurna bukan hanya pandai bermunajat kepada Allah SWT tetapi dia juga harus pandai melakukan yang bermanfaat bagi manusia. Shaleh dalam spiritual dan shaleh dalam sosial “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (An Nisa: 36)”

4. Dasar-dasar dakwah dan sikap Islam terhadap musuh

Dakwah Islam merupakan kewajiban bagi seorang muslim sebagai rasa tanggung jawab perkembangan Agamanya. Dakwah dengan berbekal kebijaksanaan, kecerdasan dan keleluasaan adalah modal yang harus dimiliki. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (An Nahl: 125)”.

5. Pedoman pergaulan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram

Hubungan antara laki-laki dan wanita mempunyai aturan tertentu dalam Al Qur’an. Batasan-batasan tersebut harus dipahami dalam koridor bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah dan Malaikat. Manusia bukanlah hewan yang tidak mempunyai aturan dalam pergaulan berbeda jenis “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (An Nuur: 30)".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar