Kamis, 08 Oktober 2009

Sejarah Nabi Muhammad saw di Makkah

Wahyu dari Allah SWT (Al Qur’an) adalah dalil otentik bahwa Muhammad SAW seorang Nabi. Pengangkatan ini merupakan awal perjuangan yang panjang dalam menegakkan agama yang baru. Kegelisahan dan keprihatinan dalam merespon keadaan masyarakat yang carut marut dari sisi akhlak terjawab dengan bimbingan Allah SWT “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (Al Alaq: 1)”.

2. Muhammad saw adalah seorang yang berakhlak agung

Modal yang dibutuhkan dalam membina masyarakat menuju masyarakat yang berakhlak dan mengesakan Allah SWT adalah bimbingan-Nya. Dimulai dari kemulian akhlak Muhammad SAW dan dikuatkan dengan bimbingan yang nyata oleh Allah “bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak) (Al Muzammil: 2) ”.

3. Penentang Nabi akan Binasa

Perjuangan menegakkan agama baru ini adalah perjuangan yang sangat berat. Nabi Muhammad SAW begitu banyak mendapatkan intimidasi dan kekerasan dari orang-orang yang tidak menyukainya. Itulah sunatullah bagi seorang Nabi, pengusiran dan intimidasi bahkan pembunuhan terhadap dirinya selalu mengancam setiap saat. Dosa besar bagi orang-orang yang melakukan kezaliman terhadap siapa pun apalagi kepada seorang Nabi. “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar (Al Buruj: 10)”.

4. Beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada Muhammad saw

Allah SWT selalu mengawasi dan membantu Muhammad SAW dalam menegakkan agama yang baru ini. Dari awal Allah telah mempersiapkan Muhammad SAW untuk mengemban amanah sebagai seorang Nabi dan Rasul. Allah mengingatkan beberapa kenikmatan yang Allah berikan” Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (Adh Dhuha: 5)”.

5. Teguran kepada Rasulullah saw:

Nabi Muhammad SAW sebagai manusia terkadang dalam strategi dakwah mengikuti hitungan-hitungan sifat kemanusiaannya. Disisi inilah Allah mengingatkan Muhammad SAW untuk tetap berdakwah dalam bimbingan ilahi. “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa'at kepadanya? (Abbasa: 1)“.

6. Sebagian Ahli Kitab ada yang beriman kepada Muhammad saw setelah menyaksikan bukti kebenaran

Ahli-ahli kitab yang lurus dengan kitab sucinya dan beriman dengan syariat Nabi Muhammad SAW akan mendapatkan kebaikan yang berlipat dari Allah SWT. Ketundukan kepada kitab sucinya akan mendorong ketundukan terhadap Al Qur’an Al Karim “Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Qur'an, mereka beriman (pula) dengan Al Qur'an itu. Dan apabila dibacakan (Al Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata: "Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Qur'an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan Kami, sesungguhnya Kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan (nya) (Al Qoshosh: 52)”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar